Pekanbaru, - saat perjalanan dari Tohor menuju Selatpanjang di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, terlihat hamparan kayu yang sudah menjadi balok Tim berserakan di sepanjang jalan. Diduga kayu ini adalah hasil pembalakan liar.
Ditelisik dari sumber yang bisa dipercaya di daerah itu, ternyata bos basar pemodal kayu tebangan liar itu diduga adalah oknum Polisi Air (Polair) di Kepulauan Meranti, namanya pada berita awal ini kita rahasiakan cukup inisial (R).
Telah dihubungi 2 kali, R melalui telepon selulernya tidak menjawab, bahkan dicoba konfirmasi melalui pesan WhatsApp sampai berita ini dirilis beliau belum menjawab.
Sehingga dengan maraknya pembalakan liar di Meranti, Kapolda Riau Agung Setya Imam Effendi, S.H., S.I.K., M.Si., dianggap sebelah mata oleh oknum R, pasalnya beberapa kali Kapolda melakukan patroli udara dalam memberantas Ilegal loging namun sepertinya dianggap angin oleh oknum Polisi R.
“Kami sudah lapor pada semua pihak termasuk pada kementerian LHK namun laporan kami seperti angin, karena setiap tim akan turun R dan rekan-rekan oknum lainnya dapat bocoran kalau akan ada razia. Artinya jaringan R ada di seluruh lini tingkat bawah, ” kata sumber di Tohor.
Namun sumber media ini minta namanya dirahasiakan karena kalau tidak dirahasiakan dia diancam oleh pelaku akan dibunuh, “Kalau kau masih bersuara kami tak makan. Kalau kami tak makan maka kami akan mati, jadi dari pada kami mati sebaiknya kamu kami matikan, ” demikian ungkap sumber ini ketakutan menceritakan pada redaksi kabarriau/babe, Selasa (28/12/21).
Baca juga:
Deklarasi Cisadane Bebas Sampah 2045
|
Dalam hal itu warga Tohor minta Kapolda segera menangkap cukong yang diduga merupakan oknum Polair ini, sebab hutan yang mereka babat merupakan hutan lindung 7 desa di Kepulauan Meranti.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Riau Mamun Murod, pernah membantah jika pihaknya tidak menindak tegas perusahaan maupun masyarakat yang memiliki kebun sawit di kawasan hutan, namun saat ini selaku orang nomor satu di Kehutanan Riau dia tidak bertindak, “Apalagi dia mantan Kadis DLHK Kepulauan Meranti. Apa tega dia hutan Desa luluh lantak ketika dia berkuasa”, kata sumber ini.
Menanggapi informasi dugaan pembalakan liar oleh oknum penegak hukum, Kepala Suku Yayasan Anak Rimba Indonesia (ARIMBI), Mattheus. S, melalui media ini meminta agar Polda Riau cepat tanggap dengan aduan ataupun informasi dari masyarakat. Apalagi ini menyangkut personilnya sendiri yang diduga melakukan tindak pidana.
“Ini membuktikan bahwa aksi penggerebekan pembalakan liar di cagar Biosfer Giam Siak kecil yang baru-baru ini dilakukan Kapolda Riau, ternyata tidak serta merta menghentikan kegiatan illegal logging. Bahkan hanya dianggap sebagai gertak sambal oleh anggotanya sendiri, ” ujar Mattheus di kantor ARIMBI Pekanbaru, Selasa (28/12/21).
Lanjutnya lagi, “setali tiga uang” dengan Dinas LHK, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga kawasan hutan, ternyata tidak mampu berbuat banyak.
“Wajar dong mereka tidak mampu, karena operasional jagawana itu sangat besar, sementara belum tentu ada uang masuknya. Kalaupun ada tidak sebesar persoalan perizinan dan normalisasi sungai Bangko, ” tutup, Mattheus.(Mulyadi).